Sunday, August 17, 2014

Kemerdekaan dari rasa marah (Belajar dari Yusuf)

Saya rasa tidak ada yang kebetulan ketika hari ini di ibadah minggu dibahas mengenai Yusuf saat mengakui dirinya di hadapan saudara-saudaranya. Ini membuat saya ingin menulis bagian ini dalam blog ini setelah sekian lama blog ini berdiam diri hehehe

Bagian Alkitab yang diambil:
Kejadian 45 : 1-15

Saat membaca bagian perikop ini, hal pertama yang menyentil hati saya adalah ayat 4b - 5

Katanya lagi: "Akulah Yusuf, saudaramu, yang kamu jual ke Mesir. u  45:5 Tetapi sekarang, janganlah bersusah hati v  dan janganlah menyesali diri, karena kamu menjual aku ke sini, w  sebab untuk memelihara kehidupanlah Allah menyuruh aku 1  mendahului kamu. x 

Saat membaca kalimat ini, saya coba bayangkan perjalanan hidup Yusuf.
Yusuf tuh anak pertama dari istri yang paling disayang Yakub, Rachel. Dikisahkan di Alkitab bahwa sejak muda, 17 tahun ia sudah biasa menggembalakan domba. Ia adalah seorang pengadu tentang saudara-saudaranya kepada ayahnya. Anak yang paling dikasihi oleh Yakub dan Yakub menandakannya dengan membuat sebuah jubah yang maha indah (dicatat di Alkitab maha indah, jadi mestinya kita kebayang betapa kebencian mulai bertumbuh dalam diri saudara-saudaranya dan mulailah sikap tidak baik kepada dirinya). Puncaknya adalah ketika Yusuf bermimpi bahwa dia akan menjadi pemimpin dari semua saudaranya. Memang bukan salah Yusuf kalau ia bermimpi seperti itu, namun dalam hubungan bersaudara, semua rentetan peristiwa ini memperburuk hubungan persaudaraan antara Yusuf dan saudara-saudaranya.

Karena tidak diceritakan di Alkitab, saya tidak tahu apakah Yusuf sadar bahwa dia dalam keadaan yang tidak aman dalam keluarga itu? Mungkin dia tau, tapi tidak mau mengindahkannya. Entahlah.

Namun cerita berikutnya adalah kita melihat Yusuf tetap bersikap biasa dan ketika ayahnya menyuruh dia untuk melihat keadaan kakak-kakaknya, ia pun menurut perintah ayahnya dan melakukan tugasnya
Yang ia tidak sadari bahwa dari jauh, ketika ia sudah bisa dilihat saudaranya, Alkitab mencatat kalau mereka sudah bermufakat mencari daya upaya untuk membunuhnya. Bayangkan saat ini, kalau ada keluarga yang bermufakat membunuh adiknya sendiri... Miris banget kan.. Tak terbayangkan kebencian yang disimpan dalam hati saudara-saudaranya sehingga mereka bisa bermufakat untuk membunuh... Walaupun Kakaknya Ruben berusaha menyelamatkannya dengan membuat skenario lain, tapi ia tidak cukup berkuasa mencegah apa yang akhirnya saudara-saudara lain lakukan merusak skenario yang ia susun

Singkat cerita, ia dijual sebagai budak ke tanah Mesir. Saya pikir sebagai manusia yang punya perasaan, tentunya Yusuf sangat marah dengan saudara-saudaranya karena menjual dirinya namun apa daya, dia sendiri dan dipaksa dijual oleh 9 saudara lainnya. Dia punya pilihan untuk menyimpan kebencian untuk saudara-saudaranya. Tapi saat itu belum diceritakan apa tindakannya. Yang kita tahu bahwa ia 'terpaksa' mengikuti rencana itu sampai akhirnya bekerja di rumah Potifar, pegawai istana Firaun

Kehidupan baru dimulai sebagai budak dan ia pun mulai bekerja di rumah Potifar. Alkitab mencatat bahwa Tuhan menyertai Yusuf. Disitulah point pertama yang saya mulai tangkap. Yusuf walaupun kesannya di awal adalah anak kesayangan, tapi dia adalah anak yang punya hubungan baik dengan Tuhan, mungkin didikan ayah dan ibunya membantu dia untuk tetap punya hubungan dengan Tuhan walaupun dia punya segala alasan untuk marah kepada Tuhan membiarkan hal itu terjadi padanya. Mungkin kita berkata, ini baru satu ujian hidup.. mungkin dia masih bisa berserah pada Tuhan... mari kita lihat babak berikutnya

Karena disertai Tuhan, ia berhasil sehingga ia menjadi orang kepercayaan Potifar. Namun mulai masalah baru, karena ia manis sikap dan elok parasnya, istri Potifar pun tertarik kepadanya dan berusaha menggoda dia. Disinilah point kedua yang saya tangkap. Tidak hanya hubungan yang baik, dia pun paham isi Firman Tuhan dan berusaha hidup kudus di hadapan Tuhan. Melayani godaan istri Potifar adalah dosa bagi Tuhan dan ia tidak mau itu terjadi. Alkitab mencatat "Walaupun dari hari ke hari" yang berarti godaan itu terus menerus datang, sedikitpun Yusuf tidak bergeming. Konsistensinya untuk taat pada Tuhan itu sesuatu yang pastinya tidak mudah tapi dia taat.

Akhirnya istri Potifar nekad dan memaksa Yusuf namun Yusuf tau dalam keadaan terdesak, pilihannya adalah lari dengan meninggalkan jubahnya yang akhirnya dipakai jadi senjata yang digunakan untuk membuat tuduhan palsu untuk membuat hidupnya yang lebih baik ini kembali terpuruk.

Masuklah Yusuf di babak baru kehidupannya, masuk penjara. Saya pikir Yusuf pasti berpikir dijual jadi budak itu sudah yang paling buruk pernah terjadi dalam hidupnya. tidak pernah terpikir bahwa sebagai budak, dia malah dijebloskan ke penjara untuk sesuatu kejahatan yang dia tidak buat. Yes, that's life. Terkadang tidak perlu kita cari tahu kenapa, tapi jalani saja hidup ini. Bertanya-tanya kenapa hidup kita seperti ini, pastinya tidak akan membuat kita maju. Dan kita lihat dalam kehidupan Yusuf, sekali lagi dengan penyertaan Tuhan, ia menjadi kesayangan dari kepala penjara. Kualitas karakter yang konsisten dalam diri Yusuf terlihat dalam kisah ini dan membuat kita sadar, kondisi apapun tidak bisa membuat seseorang menjadi buruk jika orang tersebut bersandar pada penciptanya.

Satu kualitas karakter lagi yang saya lihat, bahwa Yusuf adalah pekerja keras. Setiap dia ditempatkan di kondisi apapun, dia diberi kepercayaan untuk bekerja dan pekerjaannya pun berhasil karena dia bekerja dengan bertanggung jawab dan tak perlu diawasi lagi.

Setelah itu terjadilah peristiwa dimana juru minuman dan juru roti Raja masuk penjara dan bermimpi saat di dalam penjara. Yusuf dengan pertolongan Tuhan mampu mengartikan mimpi tersebut dan kejadianlah seperti arti mimpinya itu. Juru minuman dibebaskan dan juru roti digantung. Saat mengartikan, Yusuf sempat bilang kepada juru minuman, tolong ingat saya kalau kamu sudah kembali pada posisimu dan ceritakan peristiwa hidup Yusuf pada Firaun sehingga dia bisa dibebaskan.
Alih-alih juru minuman cerita pada Raja, Alkitab mencatat bahwa ia malah dilupakan oleh juru minuman itu

Sampai semua peristiwa ini, Yusuf punya sejuta alasan untuk membenci hidup ini. Yusuf punya alasan untuk marah kepada Tuhan kenapa membiarkan hidupnya seperti 'dipermainkan'. Tapi kita melihat kembali kualitas karakter Yusuf, tidak ada sedikitpun Yusuf dicatat untuk melakukan sesuatu yang mengecewakan. Dia taat dan menjalani kehidupan seperti yang direncanakan Tuhan dengan sabar.

Alkitab mencatat dua tahun setelah peristiwa juru minum, yang artinya dua tahun tanpa kabar pasti, harus tetap di penjara tanpa jelas kapan bisa bebas. Sampai datang peristiwa mimpilah Firaun. Saat itulah juru minuman sadar kalau dia melupakan janjinya kepada Yusuf dan menceritakan kepada Firaun perihal Yusuf.
Singkat cerita, Yusuf menceritakan arti mimpi dengan pertolongan Tuhan, lalu diangkat menjadi penguasa Mesir untuk menolong Mesir lepas dari bencana kelaparan yang akan terjadi selama 7 tahun.

Sampailah kita di kejadian 45: 4b - 5
 Katanya lagi: "Akulah Yusuf, saudaramu, yang kamu jual ke Mesir. u  45:5 Tetapi sekarang, janganlah bersusah hati v  dan janganlah menyesali diri, karena kamu menjual aku ke sini, w  sebab untuk memelihara kehidupanlah Allah menyuruh aku 1  mendahului kamu. x 

Dari kata-kata Yusuf, kita belajar bahwa Yusuf sudah merdeka dari rasa benci. karena hubungan baik dengan Tuhan, ia tidak membiarkan situasi hidupnya menumbuhkan rasa kebencian dan merusak hidupnya. Sebaliknya dia berserah pada Tuhan dan menjalani setiap tahap hidupnya walaupun dia tidak tahu ujung jalan hidupnya seperti apa. Dan betul seperti yang dijanjikan Tuhan, segala sesuatu indah pada waktunya selama kita setia taat akan jalan Tuhan. Ia pun akhirnya tau bahwa segala pergumulan hidupnya yang sulit itu untuk sebuah tugas yang besar dari Tuhan, menyelamatkan bangsa Israel dari bencana kelaparan.

Pelajaran buat saya:
Yusuf adalah teladan bagi saya.
Jalan hidup kita mungkin tidak kita pahami, tapi mau ga kita coba untuk taat dan jalani hari demi hari. Saya tidak akan bilang akan mudah, Yusuf aja seperti itu, tapi paling tidak kita akan bisa melakukannya asalkan kita bersama Tuhan melakukannya. Ambillah pelajaran dalam setiap babak kehidupan kita, lama-lama kita akan bisa melihat rencana Tuhan dalam hidup kita. 

Dirgahayu Indonesiaku
Kita harus merdeka dari hal-hal yang buruk di sekeliling kita

God is too wise to be mistaken
God is too good to be unkind
So when you don't understand
When you can't see His plan
When you can't trace His Hands
Trust His Heart.....

No comments:

Post a Comment